Syafruddin Budiman |
(Refleksi Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2023)
Oleh: Syafrudin Budiman SIP
(Ketua Umum Barisan Pembaharuan 08 / Politisi Muda PAN)
Pemuda hari ini tidak lagi berjuang angkat senjata atau melakukan demonstrasi politik dalam sebuah aktivitas pengabdian dan kepedulian pada bangsa negara. Pemuda hari ini adalah generasi Z dan generasi Milenial yang menikmati hasil kemerdekaan Indonesia tanpa keringat setetespun.
Pasca Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 yang dipelopori banyak pejuang muda, gejolak pemuda juga bangkit ketika dibentuknya pemerintahan kabinet parlementer pertama. Dimana dipimpin Sutan Sjahrir sebagai Perdana Menteri dan Amir Sjarifuddin sebagai Wakil Perdana Menteri yang lahir generasi muda belia di pemerintahan nasional.
Selanjutnya paska Pemilu 1955 banyak generasi muda politik Indonesia tampil dalam Legeslatif dan Eksekutif dari berbagai kalangan dan partai politik. Sehingga lewat generasi muda tersebut, estafet regenerasi politik terus berdealektika secara historis dan materiil.
Kemudian bergeser pada bangkitnya orde baru Soeharto dan selesainya orde lama di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno. Bahkan gejolak pemuda terus dirasakan sejak angkatan 1966, 1975, 1988, 1992, 1996 dan sampai dengan 1998 tumbangnya Presiden Soeharto.
Maka saat itu muncullah generasi muda jaman reformasi politik 1998 yang melahirkan demokrasi multi partai, kebebasan pers, kebebasan beragama dan berkeyakinan, kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum dan kebebasan berpolitik secara utuh dan independen.
Setelah 24 Tahun Reformasi 1998, kita bisa lihat sudah banyak sekali pemuda tampil di kepemimpinan nasional. Baik Bupati, Walikota, Gubernur dan Presiden, serta DPRD Kabupaten/Kota, DPR Propinsi dan DPR RI. Lain lagi di bidang ekonomi, hukum, sosial dan agama.
Untuk itu generasi dan pemuda hari ini sangat perlu melakukan Hermeneutika Politik Pancasila atau tafsir terhadap Pancasila dan UUD 1945 kemanakah tujuan bangsa kedepan. Terutama saat menuju Visi Indonesia Emas 2045, tepat di 100 Tahun Indonesia Merdeka. Akankah merdeka sebenar-benarnya merdeka seperti yang diharapkan funding father bangsa Indonesia.
Hermeneutika, salah satu jenis filsafat yang mempelajari tentang interpretasi makna. Nama hermeneutika diambil dari kata kerja dalam bahasa Yunani hermeneuein yang berarti, menafsirkan, memberi pemahaman, atau menerjemahkan.
Generasi muda hari ini adalah Hermeneutika Perlawanan Atas Penindasan, Kemiskinan, Korupsi, Abuse of Power/Kesewenangan, Budaya Patriarki, Hegemoni Kekuasaan dan Oligarki Politik. Terutama adalah Melawan Radikalisme Politik yang merongrong Ideologi Pancasila dan kedaulatan NKRI, dengan membangun toleransi dan kemajemukan, merawat kebhinekaan dan mencerahkan peradaban yang berkemajuan.
Generasi muda hari ini harus menjadi Intelektual Organik yang akan menafsirkan keadaan ini, dengan menjawab problematika realitas masyarakat. Baik secara struktur maupun supra struktur sosial, budaya, ekonomi, politik dan hukum.
Termasuk generasi muda harus hadir untuk menjawab tantangan situasi keadaan yang memang perlu dicerahkan, karena banyak menyimpang dari nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai etika moral.
Ideologi Pancasila merupakan nilai-nilai luhur budaya dan religius bangsa Indonesia. Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi negara. Jadi, Ideologi Pancasila adalah kumpulan nilai-nilai atau norma yang berdasarkan sila-sila Pancasila.
Pancasila sebagai pedoman dan ideologi negara harus terus dipupuk dan diperkuat. Sedangkan nilai-nilai Pancasila harus bisa menjadi jiwa dan perilaku keseharian dalam bermasyarakat di Indonesia. Dimana Indonesia sebagai negara majemuk harus bernegara dan bermasyarakat secara kolektif kolegial, gotong royong dan kebersamaan, serta saling asah, asih dan asuh.
Generasi muda hari ini harus menendang memandang secara Hermeneutika Politik, bahwa Pancasila perlu diperkuat secara gerakan, dengan memurnikan kembali gerakan nilai-nilai Pancasila. Pemurnian gerakan nilai-nilai Pancasila ini adalah gerakan untuk mencerahkan, agar Pancasila tidak hanya menjadi simbol dan jargon kekuasaan politik semata.
Pemurnian gerakan nilai-nilai Pancasila ini bisa dilakukan dengan membangun karakter Pancasilais, baik secara bernegara dan bermasyarakat. Memperkuat nilai-nilai kebangsaan, nilai-nilai moral, nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai etika universal
Generasi muda hari ini harus bisa menjalankan asas Pancasila dan UUD 1945 sebagai sumber dalam berpolitik. Termasuk generasi muda hari ini harus menyatakan diri melangkah Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan menguatkan kegiatan ekonomi, khusunya kalangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Generasi muda hari ini harus menampung aspirasi dan perjuangan kalangan Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM), Koperasi dan Industri Kecil Menengah (IKM). Untuk itu generasi muda hari ini harus mengakui dan memperkokoh Pancasila dsn UUD 1945 sebagai dasar negara, dan berlandaskan Berbasis Ekonomi Kerakyatan.
Sementara pokok pemikirannya adalah sebagaimana Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi sebagai berikut: ayat (1); Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan, ayat (2); Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara, ayat (3); Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, ayat (4); Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Generasi muda hari ini nafasnya adalah bagaimana dan untuk mensejahterakan kehidupan bersama. Agar masyarakat bisa menerima manfaat pembangun ekonomi dan keadilan sosial ekonomi. Kalau rakyat Indonesia ekonominya maju, maka bangsa dan negara juga akan maju, makmur dan sejahtera.
Generasi muda hari ini memperjuangkan kalangan pengusaha kecil dan menengah, koperasi dan UKM untuk terus berkembang dan maju di Indonesia sebagaimana visi Indonesia Maju Presiden Jokowi.
Kedepan generasi muda harus memperjuangkan pemerintah melalui lembaga keuangan harus menyediakan jasa Simpanan dan Pembiayaan skala mikro, kepada masyarakat, memperluas lapangan kerja, dan dapat berperan sebagai instrumen pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah, agar;
– Mempermudah akses masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah untuk memperoleh Pinjaman/Pembiayaan mikro;
– Memberdayakan ekonomi dan produktivitas masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah; dan
– Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah.
Generasi muda hari ini harus memandang pemerintah kedepan, perlu mengatur juga mengenai kegiatan usaha yang meliputi jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui Pinjaman atau Pembiayaan dalam skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan Simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha.
Generasi muda hari ini harus memandang tidak akan ada kemajuan ekonomi tanpa kesejahteraan, tidak akan ada kesejahteraan tanpa ekonomi kerakyatan, tidak akan ada ekonomi kerakyatan tanpa kesetaraan ekonomi, tidak akan ada kesetaraan ekonomi tanpa keadilan sosial, dan tidak akan ada keadilan sosial tanpa penegakan hukum, tidak akan ada penegakan hukum tanpa persamaan hak.
Artinya, persamaan hak, penegakan hukum, keadilan sosial, kesetaraan ekonomi, ekonomi kerakyatan, kesejahteraan adalah jalan menuju kemajuan ekonomi.
Untuk itu generasi muda Indonesia harus benar-benar memahami dan mengerti Ideologi bangsa Indonesia secara utuh. Negara Indonesia bukanlah negara sekuler atau liberal, negera Indonesia juga bukanlah negara agama. Namun negara Indonesia adalah negara berketuhanan yang mengedepankan nilai-nilai ketuhanan, nilai-nilai profetik kenabian/rasul dalam kehidupan bernegara, bermasyarakat dan beragama.
*Partisipasi Politik dan Ekonomi Kaum Muda Milenial*
Dinamika politik di Indonesia cukup dinamis dengan dibukanya kran demokrasi multi partai paska reformasi. Banyak partai politik baru yang lahir dan langsung meroket di kalangan milenial dan startup UMKM. Anak-anak muda startup dan enterpreneur milenial harus membangun gerakan. Baik secara Ideologi, Politik dan Organisasi (IPO) dengan konsep Excellent Strategy.
Generasi muda hari ini harus bergabung ke dalam partai kader yang cocok bagi intelektual organik. Dimana para kader muda milenial bisa menempatkan diri terdepan dalam struktur kepengurusan, agar berjalan lebih energik, inovatif dan kreatif, serta akseleratif.
Selain itu, harus ada konsolidasi antar kalangan perempuan, milenial, kaum disabilitas dan kalangan media. Semua basis garapan menjadi segmen yang diaktualisasikan dalam konsep gerakan kekinian.
Selanjutnya generasi muda hari ini harus bergerak secara kesadaran politik untuk agar lahir kader-kader bangsa yang handal dan tangguh. Kader-kader ini adalah orang-orang yang tangguh dan semangat. Mereka memiliki kesamaan visi dan misi untuk membangkitkan UMKM demi meningkat kesejahteraan bersama.
*Mengenal Berbagai Ideologi Kaum Muda*
Ideologi politik adalah cabang dari ilmu sosial. Ideologi politik adalah sebuah himpunan ide dan prinsip yang menjelaskan bagaimana seharusnya masyarakat bekerja, dan menawarkan ringkasan order masyarakat tertentu. Ideologi politik biasanya mengenai dirinya dengan bagaimana mengatur kekuasaan dan bagaimana seharusnya dilaksanakan.
Teori komunis Karl Marx, Friedrich Engels dan pengikut mereka, sering dikenal dengan marxisme, dianggap sebagai ideologi politik paling berpengaruh dan dijelaskan lengkap pada abad 20.
Termasuk ideologi politik kapitalisme dari teori Adam Smith yang paling populer bagi kaum liberalis dan pro kapitalisme. Pemilik nama lengkap John Adam Smith (5 Juni 1723 – 17 Juli 1790), adalah seorang filsuf berkebangsaan Skotlandia yang menjadi pelopor ilmu ekonomi modern.
Karya Adam Smith yang terkenal adalah buku An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (disingkat The Wealth of Nations) adalah buku pertama yang menggambarkan sejarah perkembangan industri dan perdagangan di Eropa serta dasar-dasar perkembangan perdagangan bebas dan kapitalisme. Adam Smith adalah salah satu pelopor sistem ekonomi Kapitalisme. Sistem ekonomi ini muncul pada abad 18 di Eropa Barat dan pada abad 19 mulai terkenal di sana.
Contoh ideologi lainnya termasuk: rivisionisme-marxisme, anarkisme, komunitarianisme, konservatisme, neoliberalisme, demokrasi Islam, demokrasi kristen, fasisme, monarkisme, nasionalisme, nazisme, liberalisme, libertarianisme, sosialisme, dan demokrat sosial.
Biasanya kepopuleran ideologi berkat pengaruh dari “moral entrepreneurs”, yang kadangkala bertindak dengan tujuan mereka sendiri. Ideologi politik adalah badan dari ideal, prinsip, doktrin, mitologi atau simbol dari gerakan sosial, institusi, kelas, atau grup besar yang memiliki tujuan politik dan budaya yang sama. Merupakan dasar dari pemikiran politik yang menggambarkan suatu partai politik dan kebijakannya.
Ideologi berbeda dengan kebudayaan, tapi mempunyai makna yang hampir sama. Dalam ideologi, penilaian dianggap lebih penting. Sedangkan dalam kebudayaan keterampilan dan pengetahuan teknik lebih diperhitungkan.
Selain itu, ideologi hanya dianut oleh kalangan tertentu dari seluruh masyarakat. Sebaliknya, kebudayaan diyakini oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam disiplin ilmiah, ideologi hanya dikaji dalam sosiologi. Dalam sosiologi pengetahuan, ideologi merupakan kajian utama. Sedangkan dalam sosiologi agama dan sosiologi politik, ideologi menjadi bagian dari kajiannya. (Rahman, M. T. (2011). Glosari Teori Sosial (PDF). Bandung: Ibnu Sina Press. hlm. 32. ISBN 978-602-99802-0-2.
Definisi ideologi politik memang penting. Itu sebabnya Ibnu Sina pernah berkomentar:
“Tanpa definisi, kita tidak akan pernah bisa sampai pada konsep.”
Karena itu menurut Ibnu Sina, sama pentingnya dengan silogisme (baca : logika berfikir yang benar) bagi setiap proposisi (dalil atau pernyataan) yang kita buat.
Mabda’ secara etimologi adalah mashdar mimi dari kata bada’ayabdau bad’an wa mabda’an yang berarti permulaan. Secara terminologis berarti pemikiran mendasar yang dibangun di atas pemikiran-pemikiran (cabang) [dalam Al-Mausu’ah al-Falsafiyah, entry al-Mabda’]. Al-Mabda’ (ideologi): pemikiran mendasar (fikrah raisiyah) dan patokan asasi (al-qaidah al-asasiyah) tingkah laku. Dari segi logika al-mabda’ adalah pemahaman mendasar dan asas setiap peraturan [lihat catatan tepi kitab Ususun Nahdhah ar-Rasyidah, hal 36.
*Memfungsikan Ideologi Pancasila Secara Benar*
Ideologi Pancasila memiliki fungsi untuk membentuk identitas/ciri bangsa Indonesia. Selaiitu fungsi ideologi Pancasila dipahami untuk memisahkan kita dari mereka. Dan ideologi Pancasila berfungsi mempersatukan sesama kita yang berada dalam 4 pilar bangsa (Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negera Kesatuan Republik Indonesia).
Selain itu fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara untuk menyatukan bangsa Indonesia, memperkokoh dan memelihara kesatuan dan persatuan. Bahkan, membimbing dan mengarahkan bangsa Indonesia untuk mencapai tujuannya.
Selain itu memberikan kemauan untuk memelihara dan mengembangkan identitas bangsa Indonesia. Kemudian menerangi dan mengawasi keadaan, serta kritis kepada adanya upaya untuk mewujudkan cita-cita yang terkandung di dalam pancasila.
Dimana sebagai pedoman bagi kehidupan bangsa Indonesia dalam upaya menjaga keutuhan negara dan memperbaiki kehidupan dari bangsa Indonesia.
Dalam memurnikan nilai-nilai Pancasila diperlukan Dimensi Ideologi Pancasila. Diantaranya yang pertama, dimensi realita, artinya nilai-nilai dasar yang tercamtum di ideologi tersebut mencerminkan kenyataan hidup yang ada di dalam masyarakat, dimana ideologi itu ada untuk pertama kalinya.
Kedua, dimensi idealisme, artinya kualitas ideologi yang tercamtum dalam nilai dasar tersebut bisa memberikan harapan kepada berbagai kelompok dan masyarakat mengenai masa depan yang lebih baik.
Ketiga, dimensi fleksibilitas, artinya kemampuan ideologi dalam mempengaruhi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakatnya. (Ahmad, 2021).
Dari fungsi dan dimensi Pancasila diatas, generasi muda hari memandang bahwa sebagai Kader-Kader dan Intelektual Organik akan terdepan dalam mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Terutama saat dalam menjalankan kepemimpinan ditempatnya masing-masing. (red)
0 Komentar